18 Replies to “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI Semua Jurusan”

  1. Jelaskan tentang orang yang tidak memiliki semangat dalam kompetisi!

    1. Mereka yang tidak memiliki semangat kompetisi adalah mereka yang kalah, pesimis atau tidak mempunyai cita-cita yang mulia. Orang seperti ini cenderung akan menjadi orang yang tersisihkan atau mengalami kegagalan dalam hidupnya.

    2. Nama : muhammad rizky ramadhan
      Kelas. : X
      Jurusan. : TKJ
      No absen : 26
      Assalamualaikum pak saya ingin bertanya
      Kita tidak boleh sesama manusia tidak boleh dengki s uzoon terhadap orang lain dan teman kita harus berfikir positif terhadap teman baru tidak boleh membully

  2. Tanggapan saya kita sebagai umat Islam harus mentaati aturan yg telah ditetapkan Allah SWT dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari karena itu bertujuan agar hidup kita sesama umat Islam dan umat manusia dapat hidup dengan tentram dan damai

  3. Mengapa sih pa godaan iblis sangat lah dahsyat sehingga kita dapat mudah terayu?

  4. Tanggapan saya tentang materi ini adalah kita dapat belajar dari materi diatas, bahwa semua umat islam & orang yang beriman wajib mentaati turan yang sudah ditetapkan oleh ALLAH SWT dan mengamalkan al-quran sebagai pedoman hidup kita.

  5. saya ingin bertanya sikap apa saja yang dapat kita amalkan dalam surat tersebut

    1. saya ingin menjawab pertanyaan dari windi

      sikap yang dapat kita amalkan sebagai berikut;
      1. Umat Islam wajib mentaati semua aturan ( Syariat ) Allah SWT, yang tertuang Al-Qur’an, berupa perintah yang wajib dilaksanakan dan juga larangan wajib dijauhi/ditinggalkan
      2. Berusaha Menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah SAW, dan meneladani atau mencontoh sikap, perilaku dan kepridian Rasullah SAW.
      3. Mentaaati ulil amri (uu negara ) selama tidak bertentangan dengan aturan Allah (al-Qur’an) maupun Aturan Rasul ( Sunnah ).
      4. Bila terjadi perselihan atau perbedaan pandanagan tentang suatu masalah, segera kembalikan kepada Aturan Allah ( Al-Qur’an ) dan Aturan Rasul ( Sunnah / Hadits ).
      5. Berusaha berbuat yang terbaik ( sesaui aturan ) demi mendapatkan hasil yang terbaik atau memuaskan.

  6. Tanggapan saya, materi ini sangat baik karna memberikan pelajaran yg bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari yakni taat aturan. Sebagai manusia yg baik kita mesti taat akan aturan2 baik itu aturan dalam kehidupan sosial maupun dalam keagamaan. Dengan membaca dan memahami materi ini insyaallah dapat membuat kita mengerti dan mampu menaati peraturan.

  7. tanggapan saya Orang beriman wajib patuh dan taat bukan hanya kepada Allah SWT namun juga kepada Rasulullah SAW dan Ulil Amri. Apabila terjadi perselisihan maka harus dikembalikan ke Allah (Al-Quran) dan Rasulullah (As-Sunnah)
    dan Dari terjemahan surah di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa Allah SWT memerintahkan orang beriman bukan hanya taat pada-Nya namun juga kepada Rasul-Nya yakni Muhammad SAW dan para ulil amri yang ada di antara manusia. Yang dimaksud ulil amri dalam hal ini menurut ulama adalah para pemimpin umat, bisa saja UMARA yakni pemimpin pemerintahan atau juga ULAMA yakni pemimpin agama.

  8. Dalam sikap dan perilaku yang mencerminkan kandungan QS an-nisa : 59, tertulis bahwa kita harus mentaati ulul amri/uu negara, pertanyannya jika ada uu negara yang sedikit melenceng dari aturan aturan dalam islam sebagai seorang muslim yang beriman, bagaimana cara kita menyikapinya ?
    – Ricky Ahmad Maulana (28) XI-BDP

  9. saya ingin bertanya sikap dan perilaku apa yang mencerminkan surat annisa ayat 59 di lingkungan sekolah

    1. saya ingin menjawab pertanyaan dari FAHMI
      Ulil Amri adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengurus kepentingan-kepentingan umat. Ketaatan kepada Ulil Amri (Pemimpin) merupakan suatu kewajiban umat, selama tidak bertentangan dengan nash yang zahir. Adapun masalah ibadah, maka semua persoalan haruslah didasarkan kepada ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada Ulil Amri atau Pemimpin sifatnya kondisional (tidak mutlak), karena betapa pun hebatnya Ulil Amri itu maka ia tetap manusia yang memiliki kekurangan dan tidak dapat dikultuskan. Jika produk dari Ulil Amri tersebut sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka wajib diikuti, sedangkan jika produk Ulil Amri itu bertentangan dengan kehendak Tuhan maka tidak wajib ditaati. Dengan demikian, model keataatan kepada Ulil Amri itu terlaksana, jika ia menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya jika tidak, maka ketaatan itu dengan serta merta tidak mesti adanya.

  10. Assalamualaikum pak, saya ingin bertanya, yang disebut dengan ulil amri itu apa ya pak? Mohon dijelaskan, terima kasih.

  11. 1. Sebutkan hukum bacaan tajwidnya dari surat an nisa!

    1. Saya akan menjawab pertanyaan dari ARRANDI

      Hukum bacaan tajwid surat an nisa :
      يَٰٓأَيُّهَا =Mad jaiz munfasi
      ٱلَّذِينَ = Alif lam Syamsiyah
      ءَامَنُوٓا۟ = Mad badal ( pengganti )
      أَطِيعُوا۟ = Mad Thabi’i (asli)
      أَطِيعُوا۟ ٱللَّ= Lam tafhim
      ٱلْأَمْرِ  = Alif lam Qamariyah
      مِنكُمْ  = Ikhfa
      عْتُمْ فِى= izhar syafawiy
      بِٱللَّهِ = lam tarqiq
      تَأْوِيلًا  = mad iwadh

    2. Hukum bacaan tajwid surat annisa yaitu ;

      يَٰٓأَيُّهَا =Mad jaiz munfasil, karena haruf mad bertemu alif/hamzah pada kalimat berikutnya ( tidak dalam satu kalimat ), dibaca 2-5 harakat.
      ٱلَّذِينَ = Alif lam Syamsiyah, karena ada alif lam diikuti salah satu huruf syamsyiyah yaitu huruf lam. cara membacanya adalah dengan memasukkan huruf lam kedalam huruf syamsiyah, sehingga huruf syamsiahnya ditasydidkan, atau dibaca syiddah.
      ءَامَنُوٓا۟ = Mad badal ( pengganti ), yaitu pengganti huruf yang dihilangkan, karena berkumpulnya huruf mad,terutama hamzah dalam satu kalimat yang didahului alaff/hamzah, dibaca panjang 2 harakat
      أَطِيعُوا۟ = Mad Thabi’i (asli), karena ada waw sukun yang didahului oleh huruf berharakat dhommah, maka dibaca panjang 2 harakat.
      أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ = Lam tafhim, yaitu lafaz Allah yang didahului oleh huruf dhommah, maka dibaca tebal.
      ٱلْأَمْرِ = Alif lam Qamariyah, karena lam yang diikuti oleh huruf Qamariyah (alif/hamzah), maka alif lam terbaca jelas atu diseut juga Izhar Qamariyah
      مِنكُمْ = Ikhfa’ karena nun sukun diikuti haruf ikhfa’ (kaf), dibaca samar-samar antara bunyi nun sukun dan kaf.
      عْتُمْ فِى= izhar syafawiy, karena huruf min sukun bertemu huruf fa, dibaca jelas.
      بِٱللَّهِ = lam tarqiq, karena huruf lafaz Allah didahului huruf berharakat kasrah, maka lafaz Allah dibaca tipis.
      تَأْوِيلًا = mad iwadh, karena huruf fathah tain diakhir kalimat (diwaqafkan) yang diikuti oleh huruf mad (alif), maka cara bacanya dihilangkan satu harakat fathahnya, sehingga bacaannya menjadi pajang 2 harakat.

Comments are closed.