Memahami Partisi di Linux
Sebelum kita mulai, penting untuk memahami beberapa konsep dasar tentang partisi di Linux:
- Device Names: Di Linux, disk dan partisi direpresentasikan sebagai file di direktori
/dev/
.- Hard drive SATA/SAS/USB biasanya dinamai
/dev/sda
,/dev/sdb
,/dev/sdc
, dan seterusnya. - Partisi pada disk tersebut akan diberi nomor, misalnya
/dev/sda1
,/dev/sda2
, dll. - SSD NVMe mungkin memiliki penamaan seperti
/dev/nvme0n1
dan partisinya/dev/nvme0n1p1
.
- Hard drive SATA/SAS/USB biasanya dinamai
- Sistem File: Setelah partisi dibuat, Anda perlu memformatnya dengan sistem file agar dapat digunakan. Beberapa sistem file yang umum di Linux adalah ext4 (paling umum), XFS, Btrfs, dan FAT32 (untuk kompatibilitas dengan Windows).
- Mount Point: Agar sebuah partisi dapat diakses, ia harus “di-mount” ke sebuah direktori dalam struktur sistem file Linux. Misalnya, partisi root akan di-mount di
/
, dan partisi untuk data pengguna mungkin di-mount di/home
atau/mnt/data
. - Tabel Partisi: Ada dua jenis tabel partisi utama:
- MBR (Master Boot Record): Mendukung hingga 4 partisi primer, atau 3 primer dan 1 extended (yang dapat berisi partisi logikal). Terbatas pada ukuran disk 2TB.
- GPT (GUID Partition Table): Lebih modern, mendukung banyak partisi primer dan ukuran disk yang jauh lebih besar. Direkomendasikan untuk disk modern.
Alat untuk Membuat Partisi
Ada beberapa alat baris perintah (CLI) dan antarmuka grafis (GUI) yang bisa Anda gunakan:
- CLI Tools:
- fdisk: Alat klasik untuk mengelola partisi MBR.
- gdisk: Versi fdisk untuk mengelola partisi GPT.
- parted: Alat yang lebih modern dan fleksibel yang mendukung MBR dan GPT, serta memungkinkan perubahan ukuran partisi tanpa menghapus.
- lsblk: Untuk melihat daftar disk dan partisi yang ada.
- mkfs.* (misalnya
mkfs.ext4
): Untuk memformat partisi dengan sistem file tertentu. - mount: Untuk me-mount partisi.
- GUI Tools:
- GParted: Aplikasi GUI yang sangat populer dan mudah digunakan untuk manajemen partisi. Biasanya tersedia di live CD atau sebagai aplikasi terpisah.
- Disks (gnome-disk-utility): Alat bawaan di lingkungan desktop GNOME.
Cara Membuat Partisi Menggunakan Command Line (CLI)
Kita akan fokus pada parted
karena lebih fleksibel dan mendukung MBR serta GPT.
Peringatan Penting: Manipulasi partisi berisiko tinggi kehilangan data. Pastikan Anda telah mencadangkan semua data penting sebelum melanjutkan.
Langkah 1: Identifikasi Disk
Pertama, identifikasi disk yang ingin Anda partisi.
sudo lsblk -f
Output akan menunjukkan daftar disk (sda
, sdb
, nvme0n1
, dll.) dan partisi yang sudah ada. Cari disk yang belum memiliki partisi atau disk baru yang ingin Anda gunakan.
Misalnya, kita akan menggunakan /dev/sdb
sebagai disk target.
Langkah 2: Memulai parted
Jalankan parted
dengan hak akses superuser dan tentukan disk target:
sudo parted /dev/sdb
Setelah masuk ke prompt parted
, Anda bisa mengetik help
untuk melihat perintah yang tersedia.
Langkah 3: Menentukan Tipe Label Partisi (MBR/GPT)
Jika disk baru atau Anda ingin mengubah tipe label:
- Untuk GPT (Direkomendasikan untuk disk modern):
(parted) mklabel gpt
- Untuk MBR (Jika Anda yakin memerlukannya, mis. untuk kompatibilitas boot lama):
(parted) mklabel msdos
Konfirmasi dengan
Yes
jika diminta.
Langkah 4: Membuat Partisi Baru
Sekarang kita akan membuat partisi. Anda perlu menentukan:
- Tipe partisi:
primary
,logical
(hanya untuk MBR extended),ext
(untuk partisi extended MBR). Untuk GPT, semuanya adalahprimary
secara efektif. - Sistem file: Meskipun
parted
bisa menentukan jenis sistem file, lebih aman untuk membuatnya sebagai partisi mentah (ext2
sebagai placeholder) dan memformatnya secara terpisah nanti. - Start/End: Posisi awal dan akhir partisi dalam megabyte (MB), gigabyte (GB), atau persentase (%).
Contoh: Membuat Partisi Utama 50GB (ext4) di /dev/sdb
:
(parted) mkpart primary ext4 0% 50GB
mkpart
: Perintah untuk membuat partisi.primary
: Menentukan jenis partisi.ext4
: Nama sistem file yang akan digunakan (ini hanya untuk label internal parted, format sebenarnya dilakukan nanti).0%
: Partisi dimulai dari awal disk.50GB
: Partisi berakhir pada 50GB dari awal disk.
Contoh: Membuat Partisi Kedua 100GB (XFS) di /dev/sdb
setelah partisi pertama:
(parted) mkpart primary xfs 50GB 150GB
- Perhatikan
50GB
sebagai titik awal dan150GB
sebagai titik akhir (50GB + 100GB).
Langkah 5: Melihat Partisi yang Dibuat
Untuk memastikan partisi sudah dibuat:
(parted) print
Anda akan melihat tabel partisi yang baru saja Anda buat.
Langkah 6: Keluar dari parted
(parted) quit
Langkah 7: Memformat Partisi (Membuat Sistem File)
Setelah partisi dibuat, Anda perlu memformatnya. Gunakan perintah mkfs.
yang sesuai.
Misalnya, jika Anda membuat /dev/sdb1
:
- Untuk ext4:
sudo mkfs.ext4 /dev/sdb1
- Untuk XFS:
sudo mkfs.xfs /dev/sdb1
- Untuk FAT32 (jika perlu kompatibilitas lintas OS):
sudo mkfs.vfat -F 32 /dev/sdb1
Langkah 8: Membuat Mount Point dan Me-mount Partisi
Buat direktori tempat Anda ingin mengakses partisi, lalu mount partisi tersebut.
sudo mkdir /mnt/data_baru # Buat direktori mount point
sudo mount /dev/sdb1 /mnt/data_baru # Mount partisi
Langkah 9: Memverifikasi Mount
df -h
Anda akan melihat /dev/sdb1
ter-mount di /mnt/data_baru
.
Langkah 10: Mengkonfigurasi Auto-Mount (Opsional tapi Direkomendasikan)
Agar partisi ter-mount secara otomatis setiap kali sistem reboot, Anda perlu menambahkannya ke file /etc/fstab
.
- Dapatkan UUID Partisi: UUID (Universally Unique Identifier) adalah pengidentifikasi unik untuk partisi dan lebih direkomendasikan daripada menggunakan nama device (
/dev/sdb1
) karena nama device dapat berubah.sudo blkid /dev/sdb1
Anda akan mendapatkan output seperti:
/dev/sdb1: UUID="xxxxxxxx-xxxx-xxxx-xxxx-xxxxxxxxxxxx" TYPE="ext4" PARTUUID="..."
- Edit
/etc/fstab
: Buka file/etc/fstab
dengan editor teks (misalnyanano
atauvi
).sudo nano /etc/fstab
Tambahkan baris baru di akhir file dengan format:
UUID=xxxxxxxx-xxxx-xxxx-xxxx-xxxxxxxxxxxx /mnt/data_baru ext4 defaults 0 2
- Ganti
xxxxxxxx-xxxx-xxxx-xxxx-xxxxxxxxxxxx
dengan UUID yang Anda dapatkan. - Ganti
/mnt/data_baru
dengan mount point Anda. - Ganti
ext4
dengan sistem file yang Anda gunakan. defaults
: Opsi mount umum (rw, suid, dev, exec, auto, nouser, async).0
: Jangan lakukan dump.2
: Periksa partisi saat boot (1 untuk root, 2 untuk partisi lain).
- Ganti
- Simpan dan Keluar: Simpan perubahan dan keluar dari editor.
- Uji Konfigurasi
fstab
: Untuk memastikan tidak ada kesalahan sintaks di/etc/fstab
, jalankan:sudo mount -a
Jika tidak ada output kesalahan, itu berarti konfigurasi Anda benar.
Cara Membuat Partisi Menggunakan GParted (GUI)
Jika Anda memiliki akses ke lingkungan desktop grafis, GParted adalah pilihan yang sangat mudah:
- Instal GParted (Jika Belum Ada):
sudo apt update sudo apt install gparted # Untuk Debian/Ubuntu sudo yum install gparted # Untuk CentOS/RHEL (Mungkin perlu repositori EPEL) sudo dnf install gparted # Untuk Fedora
- Jalankan GParted: Cari “GParted” di menu aplikasi Anda atau jalankan dari terminal:
sudo gparted
- Pilih Disk: Di sudut kanan atas jendela GParted, pilih disk yang ingin Anda partisi.
- Buat Tabel Partisi Baru (Jika Disk Kosong): Jika disk benar-benar baru, GParted akan meminta Anda untuk membuat tabel partisi. Pilih GPT (disarankan) atau MBR (MS-DOS).
- Membuat Partisi:
- Klik ruang “Unallocated” pada disk.
- Klik ikon “New” (tanda tambah hijau) atau pergi ke
Partition > New
. - Akan muncul dialog “Create new Partition”.
- New Size: Sesuaikan ukuran partisi.
- File System: Pilih sistem file yang diinginkan (misalnya
ext4
). - Label: Berikan nama opsional untuk partisi.
- Klik Add.
- Terapkan Perubahan: Perubahan yang Anda buat belum diterapkan ke disk secara fisik. Anda akan melihat daftar operasi yang tertunda. Klik ikon “Apply All Operations” (tanda centang hijau) untuk menerapkan perubahan.
- Konfigurasi Auto-Mount (Seperti Langkah 10 CLI): Setelah GParted selesai, partisi sudah diformat. Anda masih perlu mengkonfigurasi
fstab
secara manual seperti yang dijelaskan di Langkah 10 pada bagian CLI agar partisi ter-mount otomatis saat startup.
Membuat partisi adalah langkah fundamental dalam manajemen disk di Linux. Dengan alat yang tepat dan pemahaman yang baik tentang prosesnya, Anda dapat mengelola penyimpanan Anda dengan efektif.